Chapter 3: Pertempuran Iris

 

 

Tentara Kekaisaran, Kastil Kaspar, Markas Utama

 

Ada pergerakan dari Bala Tentara Ketujuh!

 

Bagian pengawasan terus mengawasi Benteng Gallia mengirim laporan darurat ke markas utama, dan Jenderal Osborne memanggil semua perwira ke pengadilan perang.

 

"Kemana tujuan musuh?"

 

"Pak, Bala Tentara ketujuh sudah melewati Sungan Ecstasy, dan berbaris menuju jalan Canaria."

 

Pemberi pesan melaporkan pergerakan dari Bala Tentara Ketujuh sedikit membuat gembira di ruangan itu. Kegaduan bisa terdengar dari luar, dan atmosfer sedikit tegang. Seluruh unit sudah mempelajari bahwa Bala Tentara Ketujuh sedang berberak, dan prajurit sedang bersiap-siap untuk pertempuran dengan tergesa-gesa.

 

"Pak, dilihat dari pergerakan musuh, mereka pasti mengarah ke Kastil Kaspar ini ... Kelihatannya mereka mencuri langkah dari kami."

 

"Itu nampaknya menjadi massalah. Mereka mungkin lelah dari berlindung di dalam markas mereka."

 

Semua pewira tertawa pada kata-kata sindiran Osborne. Paris satu-satunya orang yang memalingkan mata dan mengeluh. Dia bisa berkata bahwa Osborne terdengar sedikit menjengkelkan.

 

(Kenapa Kaisar tidak menyutujui rencana untuk menyerang Benteng Gallia? Aku sudah melihat rencana hebatnya, dan itu sempurna. Jenderal Felixus juga bersikeras untuk rencana itu juga. Inisiatif harusnya sudah milik kami ... )

 

Paris menggigit lidahnya di dalam kepalanya sambil tertawa menusuk. Lalu dia bertanya pada pembawa pesan dengan tenang:

 

"Berapa jumlah musuh?"

 

"Yah Pak, laporan pengintai memperkirakan kekuatan mereka sekitar 50,000."

 

"""Hahaha ... Ha?"""

 

Wajah dari tertawa berubah menjadi kaku.

 

"50,000 ... itu tidak terbayangkan. Kelihatannya mereka punya lebih cadangan dari yang kita duga."

 

Tidak seorangpun menjawab pada kata-kata Paris. Mereka tidak menduga kekuatan yang begitu besar juga. Kebanyakan dari perwira mengerutkan alisnya karena berita ini.

 

Setelah mendapatkan bala bantuan, Kastil Kaspar sekarang punya 55,000 prajurit. Paris mengomentari perkembangannya "Tidak terduga", tapi dia tidak terlalu terkejut. Tapi dia mengakui bahwa dia meremehkan jumlah musuh.

 

Dia sebelumnya memperkirakan Benteng Gallia punya 40,000 prajurit, atau 45,000 paling banyak. Tapi dilihat dari kekuatan invasi dan unit garnisum yang tersisa di benteng, dia perlu merivisi jumlah itu sekitar 60,000 prajurit.

 

(Mata-mata kami di Benteng Gallia belum melapor kembali. Dia mungkin tertangkap, atau terbunuh. Kekurangan intelejen membuat hal ini menjadi lebih sulit.)

 

Paris yang dari biro intelejen, dan sangat berperan penting pada intel. Dia sangat tahu baik bahwa seorang dari intel mungkin senilai dengan 10,000 prajurit, dan bisa memutuskan hasil dari pertempuran. Bagaimanapun, banyak dari perwira mempercayai sebaliknya. Banyaknya prajurit membuat intel menjadi kedua terpenting, dan pertempuran itu selalu diputuskan dengan kekuatan bertempur.

 

Dan Letnan Jenderal George yang paling mempercayai ini. Dia mempunyai tubuh yang besar dan tegap dan kepala dari keluarga terkenal Bachstein yang membantu mendirikan Kekaisaran. Dengan kekuatan pengaruh dari marga terkenalnya, dia mendapatkan semua yang dia inginkan. Untuk menyamai pencapaiannya dalam pertempuran, George memimpin Korp Kesatria yang menjadi terkenal selama Pertempuran Swaran-- 'the Full Metal Knight'.

 

Selama awal dari Pertempuran Bagian selatan, dia secara pribadi memimpin Korp Kesatrianya untuk menghancurkan Bala Tentara Keenam, dan penampilan memukaunya memenuhi kepercayaan dirinya.

 

George menatap sekilas pada Paris, lalu berkata pada Osbore dengan sedikit tersenyum:

 

"Yang Mulia, musuh mungkin banyak, tapi mereka hanya orang lemah biasa. Kami tidak harus takut, dan ini akan menjadi peluang yang bagus untuk menghancurkan mereka langsung, dan menunjukan mereka kekuatan dari Tentara Kekaisaran."

 

George memukul meja dengan menunjukan kekuatannya. Perwira semua setuju dengannya dan mendukungnya, termasuk salah seorang yang mengerutkan alisnya.

 

"Antusiasmu menyakitiku. Baiklah, mari kita tunjukan Bala Tentara Ketujuh kekuatan kami-- Paris, dimana menurutmu kami harus melawan mereka?"

 

Osborne beretanya. Paris melihat pada peta di atas meja.

 

"Di sini ... menurut pendapatku, dataran Iris akan menjadi tempat yang paling cocok."

 

"Alasannya?"

 

"Itu sederhana. Itu adalah tempat yang paling cocok untuk mengerahkan tentara skala besar. Hutan Ark dan lembah Gorx disamping itu datarannya tidak cocok. Pergi menuju dataran Iris akan menjadi rute terpendek ke Kastil Kaspar, jadi mereka akan menjadi bodoh dengan mengambil rute lain."

 

"Hmm, jadi pertempuran ini akan menjadi konfrontasi langsung, hah."

 

Osborne berkata dengan mengangguk.

 

"Itulah apa yang kami mau. Full Metal Knight ku akan mencabik-cabik Bala Tentara Ketujuh sampai berkeping-keping!"

 

Geroge tersenyum menakutkan. Semangat bertarung dari perwira sampai ke puncaknya. Paris merasakan bahaya ketika dia mendengar reaksi mereka.

 

(Ini sedikit berbahaya. Pertempuran besar ini setelah ketenangan yang lama membuat mereka khawatir dalam kebaikan perang. Ini bukan pertanda baik.)

 

Saat ini, situasi dari selatan Kerajaan berada di kebuntuan. Dengan Bala Tentara Ketujuh dengan keras mempertahankan Benteng Gallia, tentara di peperangan bagian selatan tidak punya pilihan untuk mempelajari kebaikan perang. Sebaliknya, rekan mereka yang sudah memenangkan perang di bagian utara dan tengah, yang mana memenuhi mereka dengan iri.

 

Dan sekarang, laporan dari Bala Tentara Ketujuh datang menginvasi. Itu sudah biasa bagi prajurit menjadi bersemangat. Bagaimanapun, jika mereka kalah bertempur karena mereka terlalu khawatir, itu akan menjadi meletakan kereta di depan kuda. Sebagai seorang ahli strategi, dia harus mempertimbangkan skenario terburuk sepanjang waktu.

 

Dengan itu di pikirannya, Paris berusul pada Osborne:

 

"Yang Mulia. Untuk amannya, kami harus meminta bala bantuan dari Benteng Kiel. Lalu kami bisa---"

 

"Apa-apaan dengan bualan yang kudengar itu?"

 

Omongan Paris terpotong bahkan sebelum dia selesai, dan dia melihat pada orang yang bicara-- Letnan Jenderal George. George memandang Paris, tubuhnya bergetar dengan marah.

 

"Aku akan bertanya ini lagi. Ada apa dengan omong kosong yang baru saja kau katakan? Aku bisa mengerti jika kami berada di keadaan merugikan, tapi jumlah kami bahkan sama. Apa kau mencoba untuk mempermalukan kami dengan memanggil bala bantuan sia-sia?"

 

"Letnaj Jenderal George, maafkan saya, tapi kami bisa menakuti musuh lebih mudah jika kami punya jumlah yang berlimpah. Menurut pendapatku, ini akan menjadi cara yang terbaik untuk meminimalisir kekalahan kami."

 

Ketika dia mendengar bantahan Paris, George memukulkan tangannya pada meja.

 

"Kau bodoh! Dimana kehormatan dengan menang karena jumlah? Dan kau bisa memanggil dirimu sendiri prajurit terhormat dari Tentara Kekaisaran? Memalukan!!"

 

George menyatakan di depan umum bahwa kehormatan lebih penting dari hidup prajurit. Paris tahu tidak berguna mengatakan itu agi.

 

"... Kau benar, Letnan Jenderal, maafkan aku karena membuat usulan yang tidak berguna."

 

Paris membungkuk sambil tersenyum menyeringai. Dari suaranya, itu mungkin seseorang dari faksi George. Kelompoknya merupakan dari bangsawan kelas atas, dan sebagai bangsawan kelas renda Paris sudah biasa diperlakukan begitu, dan tidak memikirkannya.

 

Letnan Jenderal George. Ahli Strategi Paris hanya menyatakan pendapatnya. Tidak perlu gelisah."

 

"Yah, Yang Mulia ..."

 

George membalas dengan rasa malas. Osborne perlahan menepuk bahu Paris, dan berkata dengan sopan:

 

"Aku akan tetap memikirkan pendapatmu, Paris. Kami akan melawan musuh dahulu, dan melihat apa yang mereka akan lakukan. Kami bisa memutuskan jika kami harus meminta bantuan setelah itu."

 

"... Mengerti."

 

"Baiklah lalu--- Para hadirin, angkat gelas kalian."

 

Osborne berdiri dengan gelas yang diangkat tinggi, dan perwira yang lain mengikuti arahannya.

 

"Semoga Keagungan dari Kekaisaran Arsbelt Bersinar dengan terang!!"

 

""Sumpah Setia Abadi bagi Kaisar Besar Ramza!!""

 

--- Hari selanjutnya.

 

50,000 prajurit sudah siap di lapangan, dan terompat yang menyatakan mulainya hari itu menggema di seluruh langit biru.

 

"Yang Mulia, kami semua siap."

 

"Bagus. Beritahu prajurit bahwa kami sedang bergerak ke dataran Iris."

 

II

 

Tentara Kerajaan, Jalan Canaria

 

Unit campuran di bawah komandan Paul dan Lambert sedang berbaris menuju Benteng Gallia.

 

Hampir tidak ada hambatan dari Tentara Kekaisaran selama perjalanan mereka, saat mereka menuju barat di sepanjang jalan Canaria. Untuk menyembunyikan faktanya bahwa Bala Tentara Pertama adalah bagian dari kampanye, mereka hanya mengibarkan bendera dari Bala Tentara Ketujuh. Maksud mereka adalah untuk mengelabui musuh dari sehingga berpikir bahwa Bala Tentara pertama masih menjaga ibukota.

 

Paul dan Lambert berada di tengah formasi, dan mereka berbagi ide selama mereka berjalan. Penjaga mereka dengan armor perak bercahaya mengapit mereka, dan sekelompok elit infanteri besar memutari dua komandan itu. Penjaga tetap waspada sepanjang waktu selagi mereka berbaris dengan hati-hati.

 

Sementara itu, Neinhart memimpin barisan depan, dan Otto memimpin barisan belakang.

 

"--- Semuanya berjalan dengan baik sejauh ini."

 

"Itu benar, unit kekaisaran di sekitarnya mundur dengan tergesa-gesa."

 

Lambert melihat sekitarnya, dan melihat sisa-sia dari tenda dan lambang dengan pedang tersilang. Tidak diragukan lagi ini biasa menjadi kamp Tentara Kekaisaran. Unit barisan depan melaporkan bahwa kota Canaria sudah dibebaskan dari kekaisaran.

 

"Tapi ngomong-ngomong, aku terkejut bahwa Yang Mulia menyetujui rencana ini."

 

"Hmm ... ? Yah, itu semua terima kasih pada Field Marshal bersikeras untuk ini ..."

 

Lambert menekannya dengan perlahan, tapi proses dari meyakinkan Alphonse sangat membosankan. Alphonse berencana untuk menolak saran Cornelius, dan bersikeras bahwa Bala Tentara Pertama harus segera merebut Benteng Kiel. Tapi Cornelius tidak menyerah, dan medorong agendanya berulang-ulang selama berhari-hari.

 

Rasa jengkel Alphonse, sehingga melarang Cornelius untuk memasuki istana. Akhirnya, Cornelius mengancam untuk mengundurkan diri, yang mendesak Alphonse dengan cepat mengubah dan menyetujui rencana itu.

 

Field Marshal yang agung sudah berumur 70 tahunan, tapi dia masih dikenal sebagai jenderal kemenangan, dan pengunduran dirinya akan menyebabkan kegemparan. Suara dari dalam dan luar pengadilan akan menanyakan kemampuan Alphonse sebagai seorang Raja. Itu akan membuat hal-hal menjadi lebih sulit untuk kerajaan.

 

Lambert menarik kesimpulan bahwa Alphonse hanya menyetujui rencana karena itu.

 

"... Cih. Aku tidak tahu detilnya, tapi itu pasti sulit."

 

Paul berpikir sambil memegang dagunya. Wawasannya masih tajam meskipun umurnya yang tua. Lambert menggigit lidahnya dalam-dalam.

 

"Itu mungkin. Tapi terima kasih karena itu, Bala Tentara Pertama tidak harus mati sia-sia di Benteng Kiel."

 

Lambert mengangkat bahu.

 

"Oh~ Itu jarang melihatmu sangat kesal. Apa kamu tidak khawatir mengenai reputasimu terancam?"

 

"Paul, itu kebiasaan buruk bertanya hal yang jelas."

 

Lambert menjawab dengan wajah yang hampa. Paul berkata dengan bibirnya naik:

 

"Fufu, maaf. Meskipun untuk Bala Tentara Pertama Elit, menyerang Benteng Kiel ini sama dengan bunuh diri."

 

"Itu benar. Aku berharap mati di pertempuran, tapi tidak sia-sia."

 

Paul dan Lambert saling melihat sesaat, lalu tertawa.

 

"Jadi kami tidak bisa kalah kali ini. Kami akan mengikuti arahan dari Bala Tentara Ketujuh, jadi kau akan berterus terang, Paul ... apa kau yakin? Kau tahu, mengenai gadis itu?"

 

"Maksudmu Letnan Kedua Olivia?"

 

"Yah Yah, Letnan Kedua Olivia itu. Aku dengar dia hanya berumur 15 tahun? Dan cucu perempuanmu seumuran dengannya juga?"

 

Lambert berpikir mengenai gadis yang dia lihat saat pesta dansa satu dekade yang lalu, dan mengeluh.

 

"Oh~ memikirkan bahwa kau mengingatnya. Yah, dia seumuran dengan Letnan Kedua Olivia."

 

"Hmmp. Aku mungkin tua, tapi ingatanku masih bagus."

 

"Bukankah kamu hanya 50 tahun?"

 

"Itu cukup untuk dipanggil pria tua. Jangan pikirkan itu. Seorang gadis yang seumuran dengan cucu perempuan Paul adalah kunci untuk rencana pertempurannya? Aku mengakui kemampuan hebatnya ... tapi bukankah itu terlalu gegabah?"

 

Lambert tahu mengenai eksploitasi Olivia,  dimulai dengan dia membunuh Samuel. Dan itu tidak dapat dipercaya karena semua itu terjadi hanya dalam kurun waktu dua bulan. Terutama cerita konyol mengenai membunuh binatang buas bertanduk satu dengan satu tebasan, yang hanya membuat lambert tertawa.

 

"Aku mengerti kekhawatiranmu, tapi tidak apa-apa untuk menyerahkan ini pada Letnan Kedua Olivia. Kami menugaskan seorang wakil hebat padanya."

 

"Perwira Tinggi Claudia, huh ... kau sebenarnya memaksa perwira dari Bala Tentara Pertama."

 

Lambert menatap pada Paul. Claudia lulusan kedua dari Akademi Militer Kerajaan, dan baik pengetahuan dan ilmu berpedangnya hebat. Dia mungkin masih kasar karena umurnya yang muda, tapi faktanya tetap bahwa dia lebih mampu dari perwira lainnya di seumurannya.

 

Lambert punya ekspetasi tinggi padanya, dan sangat tidak senang mengenai kepindahannya ke Bala Tentara Ketujuh.

 

"Aku tidak bersalah. Itu ajudan yang merekomendasikannya, jadi jangan marah."

 

Paul berkata dengan wajah yang hampa.

 

"Yah, aku tahu ... Cih, Neinhart melakukan sesuatu yang tidak perlu."

 

Lambert menatap pada prajurit muda itu yang sudah tidak terlihat. Saat ini, seorang prajurit berjalan melalui formasi dari infanteri berat dan berhenti di depan dua jenderal itu. Epaulette merahnya menunjukan tujuh bintang perak, menandakan bahwa dia adalah pembawa pesan dari Bala Tentara Ketujuh.

 

Paul mengambil pimpinan dan mengangkat tangan kirinya untuk mengehentikan barisan.

 

"Letnan Jenderal Paul, maaf karena menyela diskusi anda."

 

"Tidak apa-apa. Ada tanda-tanda dari musuh?"

 

"Lapor, Tentara Kekaisaran berbaris menuju Dataran Iris. Jumlah mereka sekitar 50,000."

 

"Jadi di dataran Iris. Baik, itu tidak seperti ada pilihan lain."

 

Paul mengangguk, dan Lambert menarik kesimpulan dari berita itu:

 

"50,000, huh. Jika kami menghitung kekuatan yang tidak berpengaruh, kami bahkan setara. Jadi mereka tersisa 5,000 prajurit di belakang untuk menjaga bentengnya?"

 

"Hal itu. Masih di dalam ekspetasi."

 

"Hmm, baiklah lalu-- Ada pergerakan dari Benteng Kiel?"

 

Ini adalah hal yang paling sekali untuk rencana ini. Lambert bertanya dengan sedikit tegang.

 

"Yah Pak, tidak ada tanda-tanda pergerakan dari Benteng kiel saat ini."

 

Lambert lega mendengar laporan itu. Jika Benteng Kiel mengirim bala bantuan waktu ini, lalu operasi akan segera dihentikan. Dia melihat kepada Paul, yang juga terlihat lega.

 

"Kelihatannya seprti kekhawatiran terbesar kami menghilang."

 

"Itu benar, tidak berguna untuk bertemper jika mereka segera memanggil bala bantuan."

 

"Kalau begitu, itu akan bergantung pada penampilan unit detasemen."

 

Lambert berkata seolah dia ingin menegaskan ini, dan Paul terlihat percaya diri ketika dia mendengar itu.

 

"Letnan Kedua Olivia pasti akan datang. Lagipula, dia adalah 'Valkyrie Berambut perak'."

 

"... Valkyrie Berambut Perak? Apa itu?"

 

Lambert malu karena istilah asing ini.

 

"Kau tidak tahu? Valkyrie adalah wanita cantik yang menguasai pertempuarn dengan keanggunan dan keagungan. Itu yang dikatakan prajurit yang menemani Letnan Kedua Olvia untuk merebut Benteng Lamburd. Apa kau tidak berpikir itu cocok menggunakan istilah itu?"

 

Lambert mulai meragukan matana saat melihat ekspresi hangat Paul. dia sudah mendengarnya dari Neinhart, tapi setelah melihatnya dengna mata kepalanya sendiri, dia sadar bahwa Paul sudah berlebihan. Ini bukanlah wajah bagi prajurit yang akan pergi ke pertempuran.

 

Ini adalah wajah dari kakek yang memanjakan cucunya. Meskipun prajurit di sekitarnya punya wajah yang rumit.

 

(Paul, yang biasa disebut iblis, bisa seperti ini, huh ..."

 

Lambert menenangkan kudanya dan bernapas panjang.

 

Satu minggu sebelum kekuatan gabungan yang dipimpin oleh Paaul dan Lambert berangkat dari Benteng Gallia.

 

Untuk menghindari  mata-mata Tentara Kekaisaran. Prajurit dikirim oleh level Platon menuju Benteng Lamburgh, sampai 5,000 dari mereka dikumpulkan. Lalu Olivia memimpin kekuatan detasemennya dari 3,000 kavaleri menuju hutan Ark secara rahasia.

 

Saat ini, Olivia mengendarai kuda hitam dan bergerak di hutan dengna langkah yang tenang. Di sampingnya ada wakil Olivia yang baru ditunjuk, Claudia. Dia melihat sekelilingnya dengan hati-hati, dan tetap berjaga-jaga.

 

"Claudia, kau tidak perlu terlalu khawatir dengna wajah yang menakutkan begitu. Itu membuang-buang wajah cantikmu, kau tahu?"

 

Olivia menepuk punggung Olivia dengan tertawa.

 

"Maaf karena terus terang, tapi mendapatkan pujia dari Letnan Kedua Olivia pada penampilanku terasa menyindir."

 

"Ehh? Tapi kenapa? Aku tidak menyindir pun?"

 

Olivia menganggukan kepalanya dengan bingung. Claudia menghembuskan napas, itu lebih buruk karena Olivia tidak sadar dengan alasannya.

 

"Tolong lihatlah pada cermin dan lihat dirimu sendiri ... Selain itu, misi yang ditugaskan pada kami akan berpengaruh besar pada pertempuran. Kami tidak boleh ceroboh sebelum kami mengapit belakang Tentara Kekaisaran."

 

Rencana pertempuran ditentukan dengan serangan kejutan ini. Kelompok Olivia bepergian melalui hutan Ark, dan pergi menuju belakang dari Tentara Kekaisan menyebar di dataran Iris. Lalu mereka akan meluncurkan serangan pada markas besar Tentara Kekaisaran bersamaan dengan serangaan unit utama, dan menhancurkan musuh dalam sekali serang, sebuah rencana yang sangat jelas.

 

Misi Olivia adalah membunuh komandan musuh dengan cepat. Tugas Claudia adalah untuk membawa Olivia ke dalam jarang serangnya. Saat-saat dari serangan krusial ini akan menjadi penentuan mereka.

 

Claudia yang memikul tanggung jawab besarnya melihat pada Olivia di sampingnya. Sikap Olivia yang sembrono tidak salah untuk komandan detasemen. Ini akan menjadi tenang. Dengan kata lain, perannya sebagai wakil adalah untuk membuatnya waspada, dan keseimbangan ini tepat.

 

"Ngomong-ngomong, Letnan Kedua Olivia, kemampuan berkudamu menakjubkan. Aku dengar bahwa kuda hitam cukup temperamen."

 

Kuda hitam punya bentuk yang lebih kekar dari kuda lain, dan lebih cepat juga. Dalam teori, keturunan kuda ini sangat cocok menjadi kuda perang, tapi jarang terlihat di pertempuran. Itulah kenapa temperamen ganas di kuda itam, yang membuatnya sulit untuk dikendarai.

 

Dari apa yang Claudia tahu, pengendara yang bisa mengendarai kuda hitam sangat jarang. Meskipun begitu, kuda hitam ini benar-benar jinak terhadap Olivia. Itu meringkik dari waktu ke waktu seperti anak yang menginginkan perhatian. Sikap yang tidak diduga itulah yang membuat Claudia penasaran jika kulit hitam itu adalah cat.

 

Olivia mengusap bulu tengkuk kuda hitam dengan lembut dan berkata:

 

"Ehh~ apa begitu. Aku pikir kuda ini benar-benar jinak. Ketika aku kecil, aku menunggangi punggung makhluk buas bertanduk satu, dan itu berisik."

 

"---Hah ... ? Menunggangi, Makhluk buas bertanduk satu, maksudmu [Type 2 Danger Beast] ?"

 

"Aku tidak tahu apa itu Type 2 Danger Beast, tapi itu binatang buas dengan satu tanduk putih di kepalanya. Dan dagingnya tidak enak."

 

Olivia meletakan tangannya di kening kuda itu dengan mengeluarkan telunjuk, dan meniru raungan Binatang Buas tertanduk satu "rawr". Dia terlihat manis sekali. Disamping itu, Claudia terdiam oleh kata-kata Olivia. Tidak ada anak kecil yang menunggangi punggung Binatang Buas bertanduk satu. Bahkan orang dewasa tidak akan melakukan itu. Mereka akan dimakan sebelum itu terjadi.

 

(Apa Letnan Kedua Olivia mengejekku?)

 

Claudie melihat Olivia sambil memikirkan itu, tapi dia tidak bisa melihat 'warna' yang menandakan Olivia sedang berbohong. Saat Claudia terlihat terkejut, Olivia dengna lembut mengusap leher kuda hitam itu, lalu dengan cepat berdiri di punggung kuda itu.

 

"Hey, kudanya benar-benar jinak, kan?"

 

"A-A-Apa yang kau lakukan!?"

 

Claudia mencoba menghentikannya, tapi kuda hitam itu berbalik, seolah-olah menghentikannya dari mengganggu tuannya. Olivia melompat ke udara, dan berdiri dengan tangan di atas sadel. Prajurit di sekitar mereka bersorak terkagum.

 

"Kemampuan fisikmu menakjubkan, tapi tolonglah jangan melakukan ini. kami di tengah-tengah misi penting, dan tolong sadarlah bahwa kamu adalah komandan dari 3,000 prajurit."

 

Claudia memperingatinya tanpa ampun. Olvia menjawab:"Oke~. Ehehe, aku membuat Claudia marah." lalu dia menjulurkan lidahnya. Prajurit di sekitarnya tersenyum dan berkata:"Kapten melakukan itu lagi, huh." Suasana hangat menghilangkan Ketidak senangan Claudia. Itu kelihatannya bahwa bebarapa prajurit sudah mengenal Olivia.

 

"Apa kau tahu Letnan Kedua Olivia sebelunya?"

 

"Yah Madam, kami menemani Ketua Pleton Olivia untuk merebut kembali Benteng Lamburg."

 

Pemuda berambut hitam bernama Guile menjawab dengan bangga.

 

"Oh~ apa begitu."

 

"Yah madam. Tapi kami hanya berdiri gemetaran, dan tidak membantu ... Tapi terima kasih dengan latihan Kapten, kami sudah menjadi lebih kuat. Kami pasti akan berguna kali ini."

 

Guile berkata dengan kepalanya yang diangkat tinggi, dan rekannya mengangguk dengan percaya diri.

 

(Terlalu naif. Itu tidak semudah itu untuk menjadi kuat. Mereka tidak mengerti bahwa diperlukan waktu yang lama dari usaha terus menerus.)

 

Kemampuan berpedang Olivia adalah usaha bertahun-tahun dari latihan keras. Terima kasih karenanya, dia mengerti sulitnya jalan dari kekuatan bertempur. Bagaimanapun, dia tidak akan mematahkan semangat prajurit yang sudah teguh. Berkata hal yang tidak penting sebelum pertempuran akan menurunkan moral, dan tidak menguntungkan.

 

"Hmm~ Guile, meskipun kau belum sekuat itu. Atau, semuanya terlalu lemah, hati-hatilah dan jangan mati, oke?"

 

Tapi Olivia menyiramkan air dingin pada mereka tanpa berpikir dua kali. Claudia tidak bisa menyembunyikan wajahnya sendiri. Moral akan menurun sekarang-- Bagaimanapun, prajurit hanya tersenyum denan canggung. Mereka tidak terlihat depresi dan terlihat sudah biasa dengan ini.

 

Meskipun Olivia masih belum selesai.

 

"Terutama Ashton, kau sama sekali tidak akan melakukannya. Jika aku harus menggunakan analogi, itu akan menjadi aku akan mati jika kau bingung sedikit."

 

¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬"---!? A-Apa yanng kau maksud!? Aku juga berguna!!"

 

Ashton memprotesnya dengan marah, dan Olivia tertawa ketika dia mendengar reaksinya. Claudia menatap Ashton. jadi orang misterius yang Olivia akan sebutkan dari waktu ke waktu yaitu seorang rekrutan baru.

 

"Itu tidak membantu, orang-orang cocok untuk hal yang berbeda-beda. Jika aku harus mengatakan, aku pikir Ashton punya pemikiran strategis. Ketika dia bermain caut di benteng, kau melakukannya dengan cukup baik."

 

"A-Apakah begitu? Menjadi seorang ahli stategi cocok untukku?"

 

Ashton bertanya dengan senang, dan Olivia menambahkan:"Tapi kau kalah bertanding melawanku." Lalu dia memegang perutnya dan tertawa sangat keras. Yang lian tersenyum karena reaksi mereka, dan Ashton berekspresi rumit di wajahnya.

 

"Apa kamu sedang berbicara mengenai waktu kamu di benteng Lamburg?"

 

"Yah. Semua orang memintaku untuk melatih mereka di sana. Kami punya pengejaran setelahnya, jadi tidak banyak membuahkan hasil."

 

Meskipun apa yang Olivia katakan, Claudia tidak setuju. Dia menyadari langkah dari prajurit itu kokoh dan tegap. Mereka juga terus membuka matanya dan melihat seekitar sambil mereka mengobrol.

 

Ini bukan permainan anak-anak bagi Claudia, tapi itu pasti bukan standar yang dia harapkan dari rekrutan.

 

(Aku dengar prajurit yang berpartisipasi di operasi untuk merebut kembali Benteng Lamburg adalah rekrutan yang belum berpengalaman. Apa mereka sangat berkembang dari pengawasan Letnan Kedua ...? Hanya saja darimana dia berasal?)

 

Saat Claudia merasa bingung, Olivia berkata dengan nada penuh harapan:"Aku penasaran apa hadiah Letnan Jendaral Paul yang akan diberikan padaku untuk menyelesaikan misi ini?"

 

III

 

Dataran Iris

 

Tentara kekaisaran bagian selatan yang dipimpin oleh Jenderal Osborne sampai di dataran Iri sebelum Bala Tentara ketujuh sampai. Menurut saran Paris, markas besar ditempatkan di dataran tinggi yang mengawasi suluruh medan pertempuran. Di tengah-tengah adalah 20,000 Kesatria Full Metal, dikomandani oleh Letnan Jenderal George. Dan di sisi kirinya adalah Jenderal Besar Heit, dan di sisi kanannya adalah Jenderal Besar Minits, dengan 25,000 prajurit yang sebagian besar terdiri atas infanteri ringan. Bendera pedang menyilang mereka diangkat tinggi ke langit, saat 50,000 tentara menunggu kedatangan Bala Tentara Ketujuh.

 

Pa sisi yang lain, kekuatan gabungan Letnan Jenderal Lambert dan Paul tiba sehari kemudian. Dilihat dari kekuatan utama musuh di tengah-tengah, Lambert memimpin 25,000 prajuritnya dari Bala Tentara pertama dan mengerahkannya di tengah-tengah. 20,000 prajurit yang lain membagi antara dua sisi, dipimpin oleh Jenderal Besar Elman dan Jenderal Besar Hosmund. Markas besar dengan 5,000 pasukan di letakan di belakang  formasi tengah, yang dikepalai secara pribadi oleh Paul.

 

Kedua kekuatan dikerahkan di garis dasar formasi, yang paling baik digunakan luasnya dari dataran dan mengurangi ancaman serangan dari sisi. Saat terompet berbunyi dan genderang berbunyi, Kesatria Full Metal berencana untuk memulai pertempuran dengan serbuan.

 

Dengan demikian mulailah apa yand disebut [Pertempuran iris] di masa depan.

 

"Yang Mulia, kau terelalu dekat ke bagian depan! Tolong perlambat langkah anda!"

 

Ajudan George Letnan Kolonel Cyrus memberi saran dengan tergesa-gesa. Tapi George

 

"Bodohnya!! Bagaimana bisa aku kembali sebelum orang-orang lemah dari Tentara Kerajaan? Aku akan menghancurkan siapapun yang berani menghentikan penyerangan dari Full Metal Knight!"

 

George tersenyum menakutkan saat dia berlari melewati prajurit musuh satu demi satu. Letnan Jenderal memimpin tanggung jawab pribadi untuk menaikan moral Kavaleri sampai puncaknya.

 

Beberapa jam setelah pertempuran dimulai.

 

Pertempuran di dataran Iris ketegangannya tidak normal.

 

Full Metal Knight George adalah unti kavaleri berat, dan hal yang tidak biasa mengenai mereka adalah tombak mereka. Tidak seperti tombak normal, tombak itu dikhususkan untuk menembus, menguasai pertempuran.

 

Terlalu Lemah! Sungguh pemandangan yang tidak enak! Itu sama seperti Bala Tentara Kesembilan, kelihatan seperti Bala Tentara ketujuh hanya sekumpulan orang-orang biasa juga! Meskipun Kerajaan Swaran punya levih perlawanan dari mereka."j

 

George mengutuk dan melemparkan parjurit musuh dengan tombaknya. Cyrus tiba-tiba berteriak:

 

"Yang Mulia, musuh tiba-tiba mundur!"

 

Diikuti dengan arah Cyrus menunjuk, dia bisa melihat beberapa Prajurit Kerajaan mundur. Prajurit yang lain juga ditarik mundur dengan terkoordinir.

 

"Hmmp … Ajudan Cyrus, apa yang kau pikirkan mengenai pergerakan Tentara Kerajaan? Mari dengar dari penglihatanmu.”

 

Tatapan dingin George membuat Cyrus menegakan punggungnya. Jikaa dia tidak memberikan jawaban yang akan memuaskan George, meskipun Ajudan akan mendapat murka dari jenderal. Itulah apa yang dikatakan tatapannya.

 

“Yah Pak, menurut pendapatku, musuh mencooba untuk menjaga jarak antara kami, dan menyusun kembali!”

 

“Lalu apa yang harus kami lakukan?”

“Ini adalah kesempatan bagus. Aku rasa kami harus merebut kembali kesempatan ini dan menyerang garis depan mereka , dan menyerbu markas besar mereka.”

 

George senang telah mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Seperti yang dikatakan Cyrus, musuh mungkin ingin menarik mundur dan menyusun ulang. Jika dia menggunakan kesempatan ini untuk menyerbu ke dalam markas musuh, lalu dia akan mendapat semua penghargaanna. Setelah itu, itu menunggu waktunya sebelumdia dipromosikan menjadi Jenderal.

Geroge mengelap darah di tombaknya, dan membuat keputusannya:

 

“Cyrus! Kita menyerang melalui garis tengah musuh, dan menuju markas mereka!”

 

“Yah Pak!”

“Dengarkan aku, Full Metal Knight yang agun! Ikuti arahanku dan perintahku! Salah seorang yang memenggal kepala komandan musuh akan mendapatkan hadiah!”

 

“””Wooaahhh!!”””

 

Didukung oleh George, Full Metal Knight mengeluarkan auman yang keras. Dengan tanda dari Cyrus, seluruh unit pergi menuju benteng seperti pasang yang tidak dapat dihentikan. Sebaliknya Lambert dan Bala Tentara Pertama tetap barisnya, Full Metal Knight menyerbu dengan mudah.

 

Garis tengah yang terputus-putus, dan Kesatria mulai mengancam markas dari markas barisan tengah.

 

Saat Full Metal Knight mengoyak-ngoyak garis tengah, Neinhart melihat dengan tenang. Dia memerintahkan unit penaklukan untuk mundur, dan terus menembakan panah. Bagaimanapun, panah tidak sangat efektif. Karena kuda perang memakai jirah juga, mereka tidak bisa menangani serangan kavaleri dengan membunuh kuda perangnya.

 

“Yang Mulia, itu adalah Full Metal Knight yang terkenal.”

 

“Aku bisa melihat itu dengan jelas. Unit ini adalah jelmaan dari istilah ‘penyerangan sembrono’. Mereka mungnkinn musuh , tapi performanya layak dipuji.”

 

Lambert menganggung dengan kagum. Itu benar bahwa moral dan kekuatan dari unit tidak tercela. Meskipun Bala Tentara elit diletakan dibelakang dengan sangat mudah, yang mengejutkan Neinhart. Tidak heran Bala Tentara keenam dikomandani oleh Letnan Jenderal Sara dikalahkan.

 

“Mengagumi mereka tidak akan membantu kami. Apa yang harus kami lakukan mengenai ini? Memerintahkan cadangan kami?”

 

Neinhart melihat ke belakang mereka, dimana base utama mengibarkan bendera dari Bala Tentara Ketujuh. Lambert berkata dengan mendengus:

 

“Hmmp, kau punya kebiasaan buruk bertanya hal yang jelas. Kau sudah merencanakan untuk ini dari awal, kau kira aku tidak sadar?”

 

“Maafkan aku, aku akan melaksanakannya.”

 

 Dengan begitu, Nainhert mengangkat tangan kirinya. Sebagai tanda, sekelompok pemanah yang sudah menunggu untuk pertunjukan ini. Panah mereka dilumuri dengan minyiak, dan setelah prajurit menyalakannya, sekumpulan panah api bersiap.

 

Ketika api membakar ketegangan, Neinhart menurunkan tangannya.

 

“Lepaskan!”

 

Dengan perintahnya, sekumpulan panah menghujani area di depan Full Metal Knihgt. Tujuannya bukanlah membakar kavaleri, tapi membuat kuda perang panik. Semua binatang di dunia ini takut api. Rencana Neinhart sangat efektif, dan kuda perang mulai merengek, dan mulai mengamuk.

 

“Diam!!”

 

Pengendara mencaci kuda perang mereka, tapi masih tidak berguna pada akhirnya. Infanteri berat menggunakan kesempatan ini untuk menyerang pengendara yang turun dari kuda. Mereka mencoba untuk bangkit dan melawan musuh, tapi armor berat mereka menjadi rantai yang memberatkan mereka. Akhirnya, mereka tidak bisa melawan dan dibunuhh oleh infanteri berat.

 

Neinhart berbisik ketika dia melihat kejadian itu.

 

“Kami bisa mengentikan serangan musuh sekarang.”

 

“Itu benar, tapi kami harus tetap pada tujuan kami. Itu adalah giliran kami untuk menyerang searang, tapi musu tidak gentar.”

 

Dengan begitu, kedua orang itu terus mengamati pertempuran tanpa berkata-kata.

 

Pertempuran di garis tengah berada di jalan buntu. Pertempuran dari dua sisi kurang menegangkan, dan perang perlahan-lahan menjadi seimbang, keadaan matahari yang menyinari dataran Iris menjadi merah. Dengan tanda itu, kedua kekuatan menarik pasukan mereka.

 

Pertempuran hari pertama hampr seimbang.

 

Tentara Kekaisaran kehilangan 2,000 pasukan, dan Tentara Kerajaan kehilangan 3,000 prajurit.

 

Ketika dua sisi itu sama, ada perbedaan yang jelas di garis tengah.

 

Tentara Kerajaan, Markas utama.

 

Otto dan beberapa staffnya dibanjiri laporan dari pertempuran itu. Banyak dari mereka menyatakan kekuatan dari Full Metal Knight, yang menekankan pada Otto seberapa kuatnya Tentara Kekaisaran itu.

 

“Semuanya bekerja lembur hari ini.”

 

Dengan begitu, Paul perlahan-lahan berjalan ke kelompok itu. Semua bawahannya menghormat.

 

“Yang Mulia, anda harusnya beristirahat di tenda anda?”

 

Otto menanyakan kekhawatirannya. Paul dengan tulus melambaikan tangannya, dan duduk di kursi yang disiapkan untuknya.

 

“Dengan lancar. Otto, kau tahu aku tidak banyak tidur selama pertempuran. Darah keluar menuju otakku, dan itu tidak berubah bahkan di umurankuz— Jadi, berapa jumlah korbannya, dan laporan intel yang dia sudah kumpulkan sejauh ini untuk Paul.

 

“— Mereka Jenderal Lambert Hebat ke barisan belakang, huh. Full Metal Knight menghidupkan namanya.”

 

“Mungkin. Bala Tentara Pertama menghentikan serangan musuh dengan membuat panik kuda perang mereka dengan panah api, bagaimanapun Fierce …”

 

Otto berhenti, dan melihat ke langit. Bulan terang berada di atas dataran Iris yang sekarang usdah ditutupi awan hitam. Paul melihat ke atas dan berkata:

 

“… Cuacanya berubah.”

 

“Yah Pak. Jika hujan, keefektifan dari panah api akan menurunn. Ini akan berpengaruh kurang baik pada pertempuran Bala Tentara Pertama.”

 

“Nah, dia itu Lambert yang sedang kita bicarakan, dia akan menemukan caranya. Kapan detasemen unit bisa berada pada posisinya?”

 

“Dilihat dari jadwal mereka, mereka harusnya sampai sekarang …"

 

Berdasarkan rencana itu, unit detasemen akan mengirim sinyal asap jika serangan kejutan mereka berhaasil. Dengan sinyal itu, seluruh tentara akan meluncurkan semua serangannya. Ketika Paul mendengar jawaban Otto, dia berbisik “Apakah begitu.” Lalu dia mengeluarkan cerutu dan menyalakannya. Lalu asap ungu naik perlahan menuju langit malam.

 

Masih ada beberapa jam sebelum fajar berakhir.

 

Hari kedua pertempuran, langit mendung

 

Mempelajari dari kegagalan mereka di hari sebelumnya, Bala Tentara Pertama Lambert mempersiapkan pemanah api jauh-jauh hari. Untuk bertahan melawan serangan Full Metal Knight, mereka memakai formasi bertahan. Sebaliknya, Full Metal Knight yang mendapatkan hasil hebat kemarin tidak mempersiapkan serangan balasan melawan panah api, dan serangan mereka lebih menyendiri dari kemarin.

 

Dan juga, pertempuran di garis tengah tidak setegang hari sebelumnya, dengan pertempuran kecil di sini dan di sana. Pertempuran bertempuran bergesar ke sisi-sisi.

 

Di serangan sisi kiri Tentara Kerajaan adalah Mayor Jenderal Elman Hark. Dia adalah orang biasa dari kelahirannya, tapi diketahui oleh Paul, dan naik pangkat menjadi Mayor Jenderal. Sebuah bakat yang langka bisa menguasai pertempuran bertahan.

 

"Yang Mulia, kavaleri musuh menyerang kami!"

 

Ajudannya, Kapten Louis berteriak. Dengan ketegangan pertempuran memuncak, lima ratus kavaleri kuat sedang menyerang menuju mereka dengan sembrono.

 

"Tetap tenang. Musuh dalam formasi bulan sabit, sudah jelas bahwa mereka bermaksud untuk memecah garis pertahanan kami. Sampaikan pesanku pada pemanah di kedua sisi, dan beritahu mereka untuk menyerang dengan panah api."

 

Pembawa pergi berlari dengan perintah dari Elman, dan menyampaikannya pada komandan pemanah. Pemanah menyiapkan panah mereka dengan gerakan yang terlatih, dan menembakaknya sekaligus. Panahnya melesat melalui udara dan menghujani pasukan kuda musuh.

 

Kuda perang meringik dan mengangkatkan kaki depannya, melemparkan penunggangnya ke tanah. Tapi kavaleri tidak menghentikan serangannya, seolah-olah mereka sedang dikejar oleh sesuatu dari belakang.

 

"Hiee! M-Musuh tidak berhenti! Mereka semua masih menyerang kami!"

 

Seorang Arhcer berkata, dan kelihtan hampir menangis.

 

"Diamlah dan terus menembak!"

 

Dengan Perintah kapten yang marah, pemanah menembakan panah kedua dan ketiga. Setiap tembakan panah membuat banyak mayat, dan ketika korban kavaleri mencapai 50% lebih, penunggang itu berbalik dan melarikan diri.

 

"Yang Mulia, musuh sudah dihancurkan, kita harus mengejar mereka."

 

Luise mengusulkan, dan Elman berbisik setelah mendengar itu:

 

"- Mungkin. Jika kami tidak mengejar sekarnag, musuh akan curiga ..."

 

Biasanya, Elmah akan memerintahkah pengejaran sebelum Louis memberi saran. Tapi dia ragu kali ini.

 

"Hmm? Bolehk aku bertanya apa yang kau maksud itu?"

 

"Tidak ada, itu masalahku, kau tidak perlu khawatir- Baiklah lalu, kirim kavaleri untuk mengejar. 400 dari mereka akan melakukannya. Jangan mengejar terlalu jauh, dan kembali setelah mengejarnya."

 

"Yah Pak! Aku akan membuat rencana!"

 

Louis dengan cepat mengeluarkan perintah pengejaran pada pembawa pesan. Elman melihat pada pergerakan bawahannya dan menyebut isi dari operasi ini. Kunci dari sisa rencana ini pada Olivia, dan sejumlah kecil orang tahu mengenai detilnya. Karena keberhasilan rencana itu tergantung pada serangan kejutan, ini langkah yang penting untuk menghindari bocornya informasi pada musuh.

 

Strategi mereka tidak terlalu agresip sebelum serangan kejutan berhasil dan semua komandan dengan keras mengikuti rencana permainan ini. Ini adalah pertimbangan yang Paul buat untuk mempertahankan kekuatan mereka untuk penyerangan pada Kastil Kaspar.

 

Bagaimanapun, itu akan mencurigakan jika mereka bertindak terlalu pasif. Jadi mereka harus bertarung dengan semua kekuatan mereka untuk menangkis musuh, dan tidak menarik kecurigaan dari musuh ketika menyerang. Elman mengeluh karenna betapa sulitnya ini, dan menggaruk rambutnya yang tipis.

 

(Karena Letnan Jenderal Paul mempercayai gadis itu, itu harusnya baik-baik saja ... Tapi seorang gadis berumur 15 tahun akan memutuskan takdir dari pertempuran ini. Aku penasaran apa yang musuh akan pikirkan ketika mereka mengetahui mengenai ini.)

 

Elman berpikir mengenai gadis berambut perak yang dia berpapasan di koridor dari Benteng Gallia, dan memberikan perintah lanjutan pada Louis.

 

Tentara Kekaisaran, Sisi Kanan Markas

 

"Beraninya kau menunjukan wajahmu padaku, kau memalukan!"

 

Seorang pria megenaikan aksesori menyolok yang kelihatan tidak pada tempatnya pada pertempuran mengomel dengan nada yang nyaring. Dia adalah Mayor Jenderal Minits O'Stocks, seorang bangsawan besar yang dikenal baik karena selalu pamir. Dia pengecut dan tidak berani untuk mengambil peran secara pribadi. Dia akan menegur bawahannya ketika mereka membuat salah, dan mengambil pujiannya ketika mereka berhasil. Minits bukanlah seseorang yang bisa dipercaya dengan mengkomandani unit unit sisi, tapi karena dia cukup renggang dengan Kaisar, dia ditugaskan ke komandan Sayap Kanan.

 

"Yang Mulia, itu harusnya cukup. Dia juga kecewa karena kehilangan prajuritnya."

 

Ajudannya, Mayor Reoness meminta para prajurit , yang barisan depan yang disusul oleh Minits. Serangan untuk menerobos sisi kiri musuh menghasilkan kehilangan 70% kekuatan tempur, dan para prajurit yang entah bagaimana bertahan hidup. Bagaimanapun, itu tidak adil untuk menuduh semuanya pada mereka.

 

Lagipula, Minits berencana untuk menerobos musuh hanya dengan 500 kavaleri benar-benar bodoh.

 

"Diam Diam! Jika aku tidak mendapatkan jasa dari pertempuran ini, ayahku akan memberiku omelan keras. Kirim lagi kavaleri untuk menyerang mereka!"

 

"Y-Yang Mulia! Serangan sembrono hanya akan menghasilkan kegagalan yang sama! Anda Harusnya mengerti setelah melihat ini."

 

"Menjengkelkan! Serangan Letnan Jenderal George dihentikan, jadi ini adalah kesempatan bagus untuk mendapatkan kebaikan perang! Jika kau mengerti, lalu kirim lagi Kavaleri. Kau dengar itu, ini adalah perintah!"

 

Minits berkata dengan histeris sampai dia memegang kepalanya dan mengulangi "Serang, serang!" Dia tidak bisa beralasan, tapi karena Osborne meminta Reoness untuk memperhatikan Minits, Reoness tidak bisa hanya mengandalkannya.

 

Reones menarik napas dengan berat, lalu mengusulkan pada Minits:

 

"Yang Mulia, bagaimana dengan ini. Kita membagi 3,000 kavaleri ke dalam tiga kelompok, dan mengirim salah satunya untuk menyerang sisi kiri musuh seperti sebelumnya."

 

Reoness meletakan peta di meja, lalu mengeluarkan tiga pion catus. Dia meletakan salah satunya di tengah-tengah sisi kiri musuh.

 

"... Bukankah aku memerintahkannya sekarang."

 

Minits berkata dengan marah. Jadi dia belum sepenuhnya menghilangkannya. Reoness tersenyum dengan masam di lubuk hatinya, dan terus:

 

"Kau sangar benar, tapi apa yang selanjutnya berbeda. Musuh akan menjadi sembrono jika mereka melihat serangan yang sama. Lagipula, mereka sudah mengalahkan kami sekali."

 

Lalu dia meletakan dua pion catur di sisi lain dari musuh.

 

"Sementara penjagaan mereka menurun, kami akan mengirim dua unit yang lain untuk menyerang."

 

"Jadi unit kavaleri pertama akan menjadi umpan, dan membuat celah untuk dua kelompok yang lainnya? Jadi kami akan menyerang di tiga posisi pada waktu bersamaan?"

 

"Yah, Yang Mulia. Tapi bukan itu semua, langkah selanjutnya adalah yang penting."

 

Reoness menaikan ujung dari bibirnya dan menjelaskan dengan perlahan untuk membuat Minits mengerti.

 

"Yang Mulia, kavaleri musuh menyerang."

 

Ketika dia mendengar laporan Louis, Elman mengeluh dan berpikir: "Lagi?" Lalu dia mengambil teleskop di pinggangnya.

 

"---Hmm? Mereka mengirim pasukan mereka lagi kali ini ... Sekitar seratus penunggang. Formasi Bulan Sabit lagi, jadi mereka masih mencoba untuk menerobos garis kami."

 

"Nampaknya begitu. Musuh benar-benar keras kepala."

 

Elman memarahi Louis karena kata-kata sembrononya. Situasi mungkin berubah sedikit saat pertempuran, dan menjadi sembrono akan berakibat fatal. Elman menyampaikan perintah melalui pembawa pesan, menugaskan komandan pemanah untuk mempersiapkan serangan.

 

"Mereka di sini!"

 

Kavaleri musuh masuk dalam jarak serangan, dan menguatkan tombaknya. Mereka tidak terlihat bermain curang saat mereka mengulangi taktik sebelumnya. Elman merasa sedikit bingung saat dia memberikan perintah pada pemanah untuk menyerang ketika mereka dalam jarah panah. Panah yang tidak terhitung terasa seperti meteor, membunuh kavaleri satu demi satu.

 

"... Kelihatannya kekhawatiranku tak berdasar."

 

"Hah? Apa kau mengatakan sesuatu?"

 

"Tidak."

 

Elman menyerahkan komando pada Louis, dan kembali ke tenda untuk beristirahat sebentar. Bagaimanapun, Louis yang terkejut terus sampai kurang dari 10 menit berlalu.

 

"Y-Yang Mulia!"

 

"Ada apa?"

 

"Unit kavaleri baru sudah muncul! Mereka menyerang dengan mencoba untuk menerobos garis kami!"

 

Ketika dia mendengar laporan Louis, Elman menjadi panik, dan melihat tentaranya berantakan karena serangan musuh.

 

"Jadi itu bagian rencananya. Aku terjebak terlalu mudah."

 

Elman menggertakan giginya. Gelombang pertama mungkin umpan, dan musuh menurunkan penjagaan Tentara Kerajaan karena mengulangi taktik yang sama. Ini membuat cealh untuk dua unit yang ain untuk menyerang dari sisi.

 

"Menurut pendapatku, kami harus kembali dan menyusun ulang."

 

Louis mengusulkan dengan wajah yang sedikit masam.

 

"... Tarik pemanah kembali, kirim prajurit tameng ke depan, dan biarkan prajurit tombak menyerang penunggang musuh dari celah-celah prajurit tameng."

 

"Baik Pak!"

 

Elman mengintruksi Louis saat dia mengamati pergerakan musuh dengan teleskopnya. Dia bisa melihat musuh berkumpul untuk menyerang.

 

(Aku mengerti, jadi seluruh serangan kavaleri hanya umpan. Kekuatan utama mereka akan menekan keuntungan mereka sementara prajurit kami berantakan, dan menghancurkan  baris kami. Mereka benar-benar merendahkanku.)

 

Elman tersenyum dengan ejekan sendiri, dan Louis merasa tidak tenang ketika dia melihat itu.

 

"Baiklah, aku belum kehilangan kebijaksanaanku. Rangkaian serangan ini hanya pengalihan. Kekuatan utama musuh siap untuk menyerang."

 

"Apa yang kau katakan!?"

 

Louis mengambil teleskopnya karena panik.

 

"Ughh, itu benar ... maafkan aku. Kau meninggalkan komando padaku, tapi aku ceroboh."

 

"Itu sama sepertiku. Timing mereka sempurna, kelihatannya jumlah lawan tidak menurun. Tapi itu harusnya mengakhiri rencana ini. Kalau begitu, itu akan menjadi giliran kami untuk menyerang balik."

 

"A-Apa yang kau maksud?"

 

Elman menunjukan senyum yang menakutkan untuk membalas pertanyaan Louis.

 

"Fuhaha, lihat! Lihat pada perebutan Tentara Kerajaan seperti tikus got. Rencanaku berhasil!"

 

"Seperti yang diharapkan Yang Mulia Minits. Kelicikanmu tak ada bandingannya."

 

"Tentara Kerajaan sudah kehabisan keberuntungan sekarang sehingga mereka harus menghadapai komandan kami, Minits yang hebat."

 

Minits sangat gembira, dan rombongannya menggunakan kesempatan ini untuk menaikan derajan Minits. Semua perwira menghormat pada mereka dengan pandangan dingin.

 

"Sangat baik, aku akan mengambil alih komando sekarang! Tetaplah terus menyerang, terobos barisan musuh, dan serang markas mereka. Kami akan memenggal kepala komandan dalam satu sapuan!"

 

"Yang Mulia!? Membagi musuh dan mengalahkan mereka satu demi persatu itu taktik biasa di sini. Itu memungkinkan untuk Full Metal Knight, tapi unit kami tidak punya kekuatan menekan kuat mereka. Jadi pertimbangkan, Yang Mulia."

 

"Tidak! Ini kesempatan bagus untuk mendapatkan kebaikan perang!"

 

Minits berteriak sambil dia memukul meja.

 

"Yang Mulia! Tolong pertimbangkan--"

 

"Mayor Reoness, tolong tahan diri anda. Yang Mulia sudah memberinya perintah. Jika anda terus menentangnya, kau akan dicap penghianatan."

 

Pengikut Minit menghentikan Reoness, dan mengancamnya dengan penghianatan. Wajahdari semua perwira berubah merah, tapi Reoness menghentikan mereka sebelum mereka bisa protes.

 

"... Seperti yang anda perintahkan."

 

"Bagus, aku senang bahwa kau mengerti."

 

Minits mengangguk puas, dan memerintahkan penyerangan pada markas musuh.

 

Itu sudah sejam sejak Kekuatan Minits meluncurkan serangan kuat pada sisi kiri musuh. Saat aliansinya bertarung dengan berani, Reoness yang mengomandani di garis depan merasakan sesuatu yang tidak beres.

 

(Ini aneh. Musuh harusnya jatuh ke dalam perangkap kami. Tidak ada kesempatan dari kami mendapatkan kepala komandannya, tapi kami harus bisa memberi serangan besar ke sisi kiri mereka. Tapi semuanya berjalan terlalu mulus. Itu akan masuk akal jika Tentara Kerajaan tidak kompeten, tapi dari apa yang kulihat kemarin, lawan tidak selemah itu ... Kelihatannya aku perlu memeriksa situasi.)

 

Reoness menangkis panah nyasar yang mengarah padanya dan dia bilang pada ajudannya, Mars:

 

"Aku akan menyerahkan komando di sini padamu sekarang. Ada sesuatu yang perlu kukonfirmasi."

 

"Baik Pak, serahkan ini padaku."

 

Mars membungkukkan kepalanya dengan hormat, dan Reoness memutar balik kudanya.

 

"Baiklah! Seratus prajurit ikuti aku!"

 

"""Baik Pak!"""

 

Reoness memerintah kudanya nuntuk naik ke dataran terdekat.

 

"M-Mungkinkah ini ...?"

 

Setelah sampai di dataran tinggi, Reoness terkejut karena kejadian di depannya. Unitnya sedang dikepung oleh kekuatan lawan.

 

"Mayor ... Apa yang terjadi?"

 

Salah satu penunggang bertanya. Itu adalah apa yang Reoness ingin tahu, dan berpikir dalam-dalam.

 

Lalu dia datang dengan sebuah jawaban.

 

(Apa musuh melihat seluruh rencana kami, dan berpura-pura terjebak ke dalam kebingungan!? Dan kami terjatuh ke dalam perangkap mereka. Pasti itu, tidak ada cara untuk menjelaskan situasi konyol ini ... Fufu, dalam beberapa hal, aku membuat diriku gagal.)

 

Dia kalah bertempur dalam kelicikan, dan satu hal yang bisa dia lakukan sekarang adalah meminimalisir kekalahan. Pengepungan musuh dari kekuatan mereka merapat bahkan saat mereaka berbicara.

 

"Cepatlah kembali ke markas. Itu akan telat jika kami menunggu lebih lama."

 

"Yah Pak!"

 

Tentara Kekaisaran, Sisi Kanan Markas

 

Setelah dengan cepat kembali ke pangkalan, reoness melihat Minits sedang minut secangkir golden wine dan bersenang-senang.

 

"Yang Mulia!  Apa yang kau lakukan di medan pertempuran!?"

 

"--Hmm? Oh, Reoness. Tidak ada, aku hanya sedang minus untuk merayakan kemenangan mutlak kami. Kau ingin minum?"

 

"Sekarang bukanlah waktu untuk itu! Musuh mengepung kekuatan kami, tolong keluarkan perintah untuk mundur!"

 

"Perintah mundur? Kenapa kau bertingkah mabuk bahkan tanpa minum? Bukankah musuh kebingungan karena mereka terjebak dalam rencanaku?"

 

"Itu tipuan oleh musuh! Mereka memainkan kami seperti biola!"

 

Saat ini, prajurit tersandung ke dalam tenda. Dari perilaku paniknya, Reoness bisa mengetahui situasi berkembang ke arah yang paling buruk.

 

"Betapa tidak enak dipandang. Tontonan yang memalukan untuk Prajurit Kerajaan."

 

"M-Maafkan aku. T-Tapi ..."

 

"Yah, cepatlah dan laporkan."

 

"Baik Pak, k-kekuatan kami sudah dikepung oleh musuh!! Jika ini terus terjadi, itu akan menjadi masalah waktu sebelum mereka menggempur markas!!"

 

"Kau juga, huh. Cukup dengan omong kosongmu, atau kepalamu akan--"

 

Minits tidak bisa menyelesaikannya, karena sebuah panah melewati pipinya. Reoness bisa mendengar rintihan dan teriakan, dan menyadari bahwa tidak ada banyak waktu.

 

Minits terlihat kebingungan awalnya, dan kebenaran berangsur-angsur tersadar padaya. Dia mulai gemetaran dan celananya basah. Rombongannya menuju kebelakangnya dan berteriak.

 

"Yang Mulia! Tolong tahan diri anda!"

 

R-Reones! A-Apa yang terjadi!? Bukankah kita meremehkan musuh!? Apa yang panah musuh lakukan di sini!?"

 

"Seperti yang dilaporkan di awal, kami terjatuh ke dalam perangkap musuh. Markas dalam bahaya, tolong tarik pasukan dengan cepat."

 

"I-Itu semua salahmu sehingga semuanya menjadi seperti ini!!"

 

"Kau bisa menegurnya setelah aman-- kau kawal Yang Mulia dari sini dengan cepat. Aku akan tinggal di sini dan menjaga belakangnya, dan mengulur waktu sebanyak mungkin."

 

Dua rombongan mengangguk, dan memaksa Minits naik kuda, dan mundur dengan Minits mengampint di antara mereka.

 

Setelah melihat mereka pergi, Reoness menuju kuda perangnya dan menarik pedangnya.

 

"Mayor, kami akan bertindak sebagai pelindung depa bersama denganmu."

 

"... Maafkan aku."

 

Hanya ada 50 penunggang tersisa, yang bergabung perang bersama dengan Reoness.

 

"Yang Mulia, musuh jatuh ke dalam tipuan kami."

 

"Yah, kelihatannya begitu."

 

Musuh sudah mengepung, dan pemanah berkonsentrasi menembakan mereka dari jauh. Mereka mengulangi menyerang garis musuh dengan unit prajurit tombak.

 

"Haruskah kami mempersempit kepungan?"

 

Louis bertanya, dan Elman menganggukan kepalanya.

 

"Itu akan menjadi tidak bijak. Beri mereka celah untuk melarikan diri. Potong rute mundur dari prajurit akan membuat mereka bertarung seperti tikus yang terpojok. Kekalahan kami juga akan bertambah dari itu."

 

"Baik Pak!"

 

(Ini aneh. Strategi yang tidak terduga bagus awalnya, tapi serangan setelah itu tidak fleksibel dan hanya mengandalkan kekuatan fisik. Itu terlalu kurang baik. Aku pikir aku bertemu lawan yang hebat, tapi menjadi menuru. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan.)

 

Karena penampilan yang menakjubkan oleh unit Elman di sisi kiri, hari berakhir dengan kemenangan kewalahan Tentara Kerajaan.

 

Kerajaan kehilangan 2,000 prajurit.

 

Kekaisaran kehilangan 5,000 pasukan.

 

Olivia dan unit detasemen-nya masih absen.

 

Hari ke tiga pertempuran, langit mendung.

 

Kedua pihak tidak bisa mengeluarkan penyerangan penentuan, dan hari berakhir setelah beberapa pertempuran kkecil. Serangan dari Tentara Kekaisaran sisi kanan diam tidak terdiduga, dan tetap bertahan. Rumor setelah perang bahwa Mayor Jenderal Minits bersembunyi di tenda sepanjang hari dan gemetaran.

 

Dan juga, fajar hari keempat sudah tiba.

 

Awan hitam yang sudah terkumpul selama beberapa hari akhirnya meluap, dan hujan.

 

"Haha, terlihat seperti surga ada di sisi Full Metal knight."

 

George menggerakan kepala kebelakang dan tertawa. Cyrus tersenyum dengan lega, dan mengumumkan:

 

"Tuan, kami semua siap untuk berpindah!"

 

Prajurit dan perwira dari Full Metal Knight berdiri dengan formasi yang diperintahkan di depan George, semuanya ingin sekali bertarung. Hujan lebat akan menghentikan keefektipan dari panah api. Dengan moral mereka setinggi langit, mereka pastinya bisa menghancurkan pertahanan musuh.

 

George berdiri tegak dengan berwibawa, menaikan tombaknya tinggi dan berteriak:

 

"Bersiap, prajurit agung Full Metal Knight! Kami akan menyerang garis tengah musuh, dan menghancurkan markas mereka. Kami akan menyingkirkan siapapun di jalan kami- dan tidak akan ditawan!"

 

"""Sesuai perintah anda!!"""

 

George memimpin Full Metal Knight dengan serangan hebat di tengah formasi dari Tentara Kerajaan.

 

"Yang Mulia----"

 

Neinhart melihat ke langit dan ragu untuk bicara.

 

"Aku tahu. Musuh kami tidak akan melewatkan kesempatan ini. Mengabaikan perintah, kami akan melawan dengan formasi sayap bangau."

 

Lambert sudah mempunyai taktik untuk bertarund di hari hujan. Neinhart juga punya beberapa formasi di pikirannya, tapi tidak tidak mempertimbangkan formasi sayap bangau.

 

"... Apa kau bermaksud melemahkan garis tengah kami untuk memikat musuh masuk?"

 

"Itu benar. Mereka bermaksud untuk memaksa menerobos garis pertahanan kami dan mengambil markas kami. Kau harusnya sudah menyadari itu sekarang?"

 

"Dari perilaku mereka pada hari pertama, aku bisa memperkirakannya. Tapi meskipun begitu, cara berpikir komandan mereka terlalu kaku."

 

Neinhart memalingkan pandangannya dari Lambert, dan melihat menuju pertengahan pangkalan musuh.

 

"Yah, dengan kekuatan menembus dari Full Metal Knight, ini taktik yang memungkinkan bagi mereka. Mereka seperti makhluk buas mengamuk, jadi mereka pasti akan pergi untuk umpat yang sangat bagus itu."

 

"Kau benar-benar percaya diri."

 

"Tentu saja. Jika aku di sepatu mereka, aku pasti akan menggigit juga. Meskipun jika aku tahu ini adalah jebakan."

 

Lambert tersenyum dengan menakutkan. Neinhart mengangkat bahu setelah mendengar itu, dan dengan cepat mengirim pembawa pesan untuk menyampaikan perintah untuk mengganti formasi.

 

(Aku mengerti rencananya, tapi bukankah Letnan Jenderal tahu bahwa dia menggambarkan dirinya sendiri sebagai makhluk buas juga?)

 

Neinhart tersenyum dengan masam di hatinya, dan mengusulkan sebuah rencana pada Lambert. Setelah menyatakan rencananya, Lambert berkata dengan pahit:

 

"Neinhart ... meskipun penampilanm yang tampan, pemikiranmu benar-benar hina. Itu hanya seidkit, tapi aku senang bahwa kau berada di sisi kami."

 

"Aku hormat karena pujianmu, Jenderal Hebat Lambert Sir."

 

"Aku benar-benar berkulit tebal, seperti yang diharapkan dari ajudan Bala Tentara Pertama."

 

Dengan membalas sindiran Lambert, Neinhart meletakan tangannya di dadanya dan membungkuk.

 

"Pujian Yang Mulia yang bingung memenuhiku dengan kebanggaan. Baiklah lalu, izinkan aku untuk pergi dan melihat persiapannya."

 

Neinhart memimpin beberapa prajurit menuju gudang persediaan saat Lambert mengeluh di belakangnya.